Id:Power networks/Indonesia
Halaman ini bertujuan untuk mengkoordinasikan upaya pemetaan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia. Ini dimaksudkan sebagai panduan untuk memetakan saluran listrik dari citra udara atau jalan dan survei di lapangan.
Peta seluruh jaringan listrik yang ada di Indonesia dapat dilihat di Open Infrastructure Map
Latar belakang
Jaringan listrik Indonesia, karena alasan geografis, dibagi menjadi lima jaringan listrik besar: Jawa–Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Negara lainnya dilayani oleh jaringan yang lebih kecil yang beroperasi hingga 150 kV. Sementara jaringan listrik Indonesia beroperasi pada frekuensi umum 50 Hz, jaringan ini umumnya tidak terhubung satu sama lain atau tidak sinkron dalam fasa. Bagian terisolasi dari jaringan Kalimantan (sekitar Pontianak) terhubung ke jaringan Sarawak Energy di Malaysia melalui sambungan 275 kV.
Sektor ketenagalistrikan Indonesia umumnya dimonopoli oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebuah perusahaan listrik milik negara. Sementara pembangkit listrik telah dibuka untuk partisipasi sektor swasta, transmisi dan distribusi tetap menjadi monopoli di bawah PLN.
Tanda-tanda
Saluran listrik
Jaringan listrik di Indonesia biasanya beroperasi pada tegangan tersebut. Garis biasanya memiliki dua sirkuit, dengan empat digunakan di bagian negara yang lebih padat (kota besar, Jawa). Beberapa jalur terkubur di bawah tanah (misalnya di Jabodetabek)
- 500 kV (Jawa, dan Sumatera di SUTET Jambi-Pekanbaru).
- 275 kV (transmisi massal di sebagian besar Sumatera dan Sulawesi, serta sambungan dengan Sarawak)
- 150 kV (sebagian besar negara)
- 70 kV
- 20 kV
- 230/400 atau 230/460 V
Sebagai pedoman umum, semua saluran dengan tegangan 70 kV ke atas ditandai sebagai power=line. Jalur distribusi semuanya akan menjadi power=minor_line. Kabel daya bawah tanah atau bawah laut diberi tag power=cable terlepas dari level tegangan.
Gardu Induk
Gardu induk ditandai sebagai power=substation. substation=* bergantung pada tegangan primer dan tegangan keluaran. Jika memiliki tegangan maksimum 500 atau 275 kV, kemungkinan itu adalah substation=transmission. Jenis gardu induk untuk gardu 150 kV tergantung apakah gardu tersebut juga menyuplai sistem 70 kV atau hanya memasok 20 kV (sebagian besar gardu 150 kV mengaliri sistem distribusi).
Nama gardu cukup standar: sebagian besar gardu harus memiliki nama diawali dengan Gardu Induk (juga disingkat menjadi GI). Namun gardu induk 500 atau 275 kV biasanya diawali dengan Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (sering disingkat menjadi GITET bahkan pada rambu-rambu). Tegangan maksimum gardu induk seringkali dapat ditempatkan sesuai namanya. Gardu induk yang lebih kecil menurunkan 20 kV ke 230/400 V dan ditempatkan di gedung-gedung (umumnya ditemukan di Jakarta dan daerah kota besar lainnya di mana sebagian besar saluran listrik terkubur di bawah tanah) tidak diberi nama, tetapi hanya memiliki kode referensi.
Operator
Sebagian besar fasilitas transmisi dan distribusi (saluran listrik, tower, gardu induk, tiang) harus diberi tag operator=Perusahaan Listrik Negara. Banyak variasi nama dalam penandaan yang ada (misalnya PLN, PT Perusahaan Listrik Negara, PT PLN (Persero)), tetapi disarankan untuk menggunakan Perusahaan Listrik Negara dalam tag operator untuk standardisasi. Prasetel penandaan untuk PLN tersedia di editor menggunakan Name Suggestion Index (NSI).